SWARA MANADONEWS—Ketua Dewan Pembina Palang Merah
Indonesia (PMI) Sulawesi Utara Dr Djouhari Kansil, menerima perwakilan
pengurus Palang Merah Denmark Mr Hans Hausmann bersama seluruh Pengurus
PMI Sulut dan Tim ICBRR Sulut di ruang kerjanya, Senin (20/2) lalu.
Pertemuan tersebut untuk membahas mengenai program pengurangan resiko
terpadu berbasis masyarakat (PERTAMA). Kansil yang juga Wakil Gubernur
Sulut mengatakan, program tersebut merupakan program pemberdayaan
kapasitas masyarakat untuk mengambil tindakan inisiatif dalam mengurangi
dampak bencana, kesehatan, dan lingkungan, dimana program PERTAMA
tersebut bersifat partisipatif yang dilakukan dari, oleh, dan untuk
masyarakat.
“Sehingga bila terjadi bencana mereka dapat menolong atau
menyelamatkan diri sendiri, keluarga, serta warga masyarakat lainnya,”
jelas Kansil.
Dia juga menjelaskan, sejak tahun 2007 di Sulut telah dilaksanakan
program PERTAMA tersebut, dimana tahap 1 berlangsung di Kabupaten
Sangihe dan Minahasa Selatan. Dimana program tahap pertama akan berakhir
pada bulan Maret tahun ini. Kemudian tahap kedua program Pertama akan
dilaksanakan di tiga Kabupaten/Kota yakni Manado, Bitung, dan Sitaro.
“Tiga daerah tersebut akan menjadi daerah penerima manfaat program pengurangan resiko terpadu yang berbasi masyarakat,” ujarnya.
Dia juga menuturkan, paradigma masyarakat soal PMI selama ini harus dirubah. Dimana PMI itu identik dengan kegiatan donor darah.
“Padahal banyak kegiatan kemanusiaan lainnya, yang menjadi fokus PMI,” tambahnya.
Sementara itu, pihak Palang Merah Denmark menyatakan, ini menjadi
suatu kebanggaan bagi PMI Sulut dari sekian banyak PMI yang ada di
Indonesia, dimana PMI Sulut bisa menerima dan mengelola bantuan dana
dari Palang Merah Denmark.
‘’Sulut punya warga yang ramah, Pemerintah juga sangat bersahabat dan
mensuport semua kegiatan palang merah. Kami senang dan bangga dengan
hal itu,’’ tukas Hans Hausmann. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar